FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEKERJA SEKS TIDAK MENGAKSES HIV-VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING

Authors

  • Andriany Uchov Fakultas Psikologi, Unika Atma Jaya
  • Laurike Moeliono Fakultas Psikologi, Unika Atma Jaya

Abstract

Data menunjukan bahwa penyebaran Human Immunodeficiency Virus atauHIV tertinggi di Indonesia adalah dari laki-laki yang menjadi pelanggan WanitaPekerja Seks atau WPS. Karena itu perilaku pencegahan HIV oleh WPS maupunpelanggannya sangat penting untuk menurunkan angka penyebaran HIV. WPSyang telah didampingi LSM biasanya sudah terpapar pada informasi tentang HIVAIDS.Merekapun umumnya sudah ditawarkan kemudahan untuk mengakseslayanan tes HIV yang disebut Voluntary Counseling and Testing atau VCT untukmengetahui status HIV mereka. Sayangnya banyak dari mereka belum inginmemanfaatkan kemudahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menggalifaktor-faktor apa saja yang menyebabkan para WPS tidak mengakses layananVCT. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk memperolehpandangan yang mendalam mengenai faktor-faktor psikologis yang melatarbelakangi WPS untuk tidak mengakses layanan VCT. Wawancaradilakukan menggunakan pedoman studi elisitasi teori Planned Behavior yangmeliputi konstruk-konstruk attitude, subjective norm, perceived behavioralcontrol, yang diintegrasikan dengan konstruk perceived threat dari Health BeliefModel. Subjek penelitian ini adalah lima orang WPS yang sudah didampingi olehLSM K di wilayah Palatehan, Blok M - Jakarta. Hasil penelitian antara lainmenunjukkan bahwa para WPS tidak mengakses VCT sebagai bentuk avoidanceatau penghindaran karena ketakutan menghadapi hasil tesnya. Tingkat perceived susceptibility atau persepsi terhadap kerentanan dirinya juga cenderung rendah; Mereka merasa memiliki risiko rendah tertular HIV karena merasa sudah bersikap tegas dalam hal penggunaan kondom saat berhubungan seks dengan tamu, walaupun belum tentu menggunakan kondom dengan pasangan tetapnya.

Published

2014-06-01

Issue

Section

Articles
Abstract views: 23