INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA JAWA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA SISWA SMP IT NURUL IKHWAH NAGAN RAYA ACEH

Authors

  • Fitra Ria Firlianda Universitas Syiah Kuala
  • Ramli Ramli Universitas Syiah Kuala
  • Herman R. Universitas Syiah Kuala

DOI:

https://doi.org/10.25170/kolita.20.3779

Keywords:

interferensi, bahasa Jawa, morfologis

Abstract

Kabupaten Nagan Raya merupakan sebuah kabupaten yang terletak di wilayah pesisir Barat Aceh. Pada tahun 1964, program transmigrasi menempatkan beberapa etnis Jawa di berbagai daerah Aceh termasuk ke Nagan Raya yang pada saat itu masih menyatu dengan kabupaten Aceh Barat. Para transmigran bekerja di PT Socfindo dan bertahan hingga saat ini dan hidup berdampingan dengan penduduk lokal. Salah satu desa yang didiami oleh sebagian besar etnis Jawa adalah desa Purwodadi, Kecamatan Kuala Pesisir. Eksisnya etnis Jawa di Aceh berpengaruh pada perkembangan bahasa Jawa di wilayah ini. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh sebagian besar penduduk di wilayah ini telah mengalami interferensi. Interferensi terjadi juga di lingkungan SMP IT Nurul Ikhwah yang berlokasi di desa Purwodadi. SMP IT Nurul Ikhwah lebih didominasi oleh siswa bertenis Jawa. Selain bahasa Jawa, interferensi bahasa Aceh juga terjadi di sekolah ini namun sangat jarang ditemukan. Interferensi yaitu penggunaan unsur bahasa lain oleh bahasawan yang bilingual secara individual dalam satu bahasa (Kridalaksana, 2008: 95). Menurut Suwito (dalam Chaer dan Agustina, 2010:123) interferensi morfologi terjadi apabila dalam pembentukkan kata suatu bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interferensi morfologis bahasa Jawa dalam penggunaan bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP IT Nurul Ikhwah Boarding School Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Interferensi morfologis yang akan dibahas di sini adalah bentuk kata dasar, afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Sumber data penelitian ini 44 siswa kelas VIII SMP IT Nurul Ikhwah Boarding School Nagan Raya, sedangkan data berasal dari tuturan siswa yang dikumpulkan selama satu bulan dalam situasi non formal dilakukan ketika di ruang pembelajaran dan di luar jam pembelajaran. Teknik yang digunakan adalah teknik simak-libat-cakap, teknik simak bebas-libat-cakap, teknik sadap, dan teknik tulis. Mahsun (2007: 243) menyatakan bahwa teknik catat merupakan teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak, yaitu mencatat data yang kemudian mengklasifikasikan. Teknik analisis data penelitian ini adalah mereduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interferensi morfologis bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan atas aspek kata dasar, afiksasi, dan reduplikasi. Aspek kata dasar diperoleh 13 kata (loro, entek, mumet, mrengkel, ambrok, ketek, piye, kabeh, kere, rewang, nawu, mule, dan mboh), aspek afiksasi 24 kata (kesesat, ngantuk, nyamperi, nyaot, keselek, kepikiran, kelelahan, kebawa, keinget, ketemu, ndelek, ngitung, ngapusi, takcuci, takbuati, taktumis, nengok, nanges, ndesel, ngomong, nggremeng, takcek, buati, dan makek), dan aspek reduplikasi 6 kata.  Aspek afiksasi dapat diperinci lagi atas prefiks sebanyak (19) kata, yaitu penggunaan prefiks N-, Tak-, dan Ke-, konfiks sebanyak (4) kata yaitu penggunaan konfiks N-/-ek, dan Tak-/-i, sufiks berjumlah (1) kata yaitu penggunaan sufiks –i, pada bentuk infiks tidak ditemukan interferensi. Aspek reduplikasi ditemukan sebanyak (6) kata yaitu pada perulangan penuh dan perulangan berimbuhan (suket-suket, nengok-nengok, wes-wes, ngerajang-rajang, ngikut-ngikut, dan ngeden-ngeden). Interferensi bentuk komposisi tidak ditemukan di dalam penelitian.

Downloads

Published

2022-10-19
Abstract views: 123 | PDF downloads: 260