ANALISIS PENGGUNAAN KATA TIDAK BAKU DALAM ESAI ARGUMENTATIF MAHASISWA

Authors

  • Hanna Suteja Universitas Pelita Harapan
  • Hananto Hananto Universitas Pelita Harapan

DOI:

https://doi.org/10.25170/kolita.20.3784

Keywords:

daftar kata, kata tidak baku, kata baku

Abstract

Banyak orang menggunakan kata tidak baku Bahasa Indonesia secara tidak disadari. Bahkan kadang-kadang penggunaan kata tidak baku bisa lebih popular/lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bentuk kata bakunya. Makalah ini bertujuan untuk membuat Daftar Kata Tidak Baku (DKTB) yang sering dipakai berdasarkan dua belas daftar kata tidak baku yang tersedia di internet dan menggunakan daftar ini untuk melakukan analisis penggunaan kata tidak baku yang dibuat oleh mahasiswa/i semester I dalam menulis tugas argumentatif esai. DKTB terdiri atas dua kolom dan setiap kolomnya terdiri atas 948 kata tidak baku dan bentuk bakunya. DKTB tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis 59 argumentatif esai yang dibuat oleh mahasiswa semester I secara berkelompok maksimal lima mahasiswa. Mahasiswa diingatkan agar tidak sekadar mengerjakan bagiannya masing-masing, tetapi juga saling mengoreksi tulisan anggota kelompoknya sebab penulisan/penggunaan bahasa yang baik menjadi salah satu kriteria dalam rubrik penilaian. Esai tersebut kemudian diubah menjadi daftar kata beserta frekuensinya dengan menggunakan AntConc sebuah program multiplatform gratis untuk melakukan penelitian linguistik korpus dan pembelajaran berbasis data. Program ini menghasilkan Word List atau daftar kata berjumlah 79.941 Word Tokens (total jumlah kata dalam teks, terlepas dari berapa sering kata-kata tersebut diulang) dan 7.188 Word Types (jumlah kata yang berbeda dalam teks). Melalui sebuah program spreadsheet dengan menggunakan DKTB sebagai pembanding, ditemukan 76 word types sebanyak 365 word tokens yang tidak baku. Bentuk baku dari 75 word types yang tidak baku itu kemudian  dicari dalam keseluruhan teks berikut frekuensi  pemakaiannya. Ditemukan 41 dari 73 word types tidak baku yang frekuensi penggunaannya lebih tinggi dari bentuk bakunya. Misalnya, kata “mempengaruhi” yang merupakan bentuk tidak baku menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Daring muncul atau digunakan 67 kali, sementara bentuk bakunya, “memengaruhi” hanya muncul 12 kali. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemakaian kata dalam bentuk tidak baku cukup banyak ditemukan dalam  kumpulan esai yang diteliti, bahkan ada yang frekuensi  penggunaannya lebih tinggi dari bentuk bakunya

Downloads

Published

2022-10-19
Abstract views: 708 | PDF downloads: 815