FALAGA SEBUAH BUDAYA POP ANAK MUDA PANTAI SORAKE (KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK)

Authors

  • Rebecca Evelyn Laiya Universitas Nias Raya

DOI:

https://doi.org/10.25170/kolita.20.3808

Keywords:

bahasa Nias, budaya, antropolinguistik

Abstract

Bahasa muncul ada hubungannya dengan latar belakang konteks budayanya. Tujuan penelitian ini adalah  mendesksripsikan latar belakang munculnya kata falaga sebagai budaya pop di kalangan anak muda pantai Sorake yang berlokasi di Pulau Nias tepatnya Kabupaten Nias Selatan yang secara administratif tergabung dalam Propinsi Sumatera Utara. Pantai Sorake terkenal dengan ombak  yang sangat  strategis untuk olahraga selancar air (surfing), sehingga pantai tersebut banyak dikunjungi oleh turis asing. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan ilmu antropolinguistik. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara, parsipatif observasi dan dokumentasi. Partisipan dari penelitian berjumlah 10 orang. Peneliti menggunakan teori Miles, Huberman dan Saldana sebagai teori analisis data dan  hasil yang ditemukan bahwa kata falaga pada awalnya digunakan oleh masyarakat Nias artinya menyabung ayam atau mengadu ayam. Namun seiring dengan waktu, anak muda pantai Sorake sering melihat para turis asing yang pada umumnya adalah surfer mengadakan pesta di pinggir pantai dan minum bir di gelas namun sebelumnya mereka bersulang, mereka berteriak mengucapkan kata cheers. Para pemuda pantai Sorake ingin melakukan hal yang serupa namun mereka menggunakan  kata yang familiar dengan mereka yaitu falaga. Falaga pun menjadi budaya pop di kalangan anak pantai Sorake. Falaga menjadi populer di kalangan anak muda dan menjadi identitas anak muda Pantai Sorake. Falaga juga semacam kode bahwa mereka adalah bagian dari Pantai Sorake. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kata falaga muncul karena ada sebuah konteks budaya tertentu yaitu budaya barat. Falaga  menjadi budaya pop di kalangan anak muda Sorake akibat masuknya budaya lain, yaitu budaya barat. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti hendaknya kata falaga dapat diarahkan menjadi makna yang positif yang bukan mengarah untuk budaya pesta minum bir namun dapat pula menjadi istilah untuk budaya positif pemuda pantai. Bahkan dapat menjadi simbol gerakan anak muda Sorake  yang dapat membawa dampak kemajuan Pulau Nias secara khusus dan Indonesia pada umumnya.

Downloads

Published

2022-10-14
Abstract views: 151 | PDF downloads: 114