BENTUK DAN MAKNA ASOSIASI BERTEMA BOTANI DAN ZOOLOGI BERDASARKAN PENDEKATAN ANTROPOLINGUISTIK PADA MASYARAKAT BANJAR

Authors

  • Rissari Yayuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

DOI:

https://doi.org/10.25170/kolita.20.3810

Keywords:

asosiasi, botani, zoologi, semantik

Abstract

Bahasa Banjar memiliki beragam kata dengan makna yang mereferensikan kehidupan alam sekitar, seperti botani (tumbuhan) dan zoology (hewan). Kata-kata ini membentuk istilah dan gabungan kata yang bermakna asosiasi dalam masyarakat Banjar. Masalah penelitian yang kan dibahas  yaitu bagaimana bentuk dan makna asosiasi bertema botani berdasarkan pendekatan antropolinguistik pada masyarakat Banjar? dan bagaimana bentuk dan makna asosiasi bertema zoologi berdasarkan antropolinguistik pada masyarakat Banjar? Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan bentuk dan makna asosiasi bertema botani pada masyarakat Banjar dan bentuk dan makna asosiasi bertema zoologi berdasarkan pendekatan antropolinguistik pada masyarakat Banjar. Teori yang digunakan yaitu semantik dengan pendekatan antropolinguistik.Teori ini dipilih karena objek penelitian berhubungan dengan makna kata dalam bahasa daerah yang maknanya berhubungan langsung dengan konsep budaya setempat. Metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengambil data yang berwujud kata-kata biasa bukan angka-angka. Data yang dianalisis sesuai dengan yang didapatkan di lapangan atau apa adanya. Teknik penelitian yaitu melalui  observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Waktu pengambilan data yaitu Juni – Desember 2021. Langkah penelitian meliputi pengambilan data, pemilahan data, penyuntingan, analisis, dan penyajian data serta simpulan. Adapun teknik kajian data yaitu secara induktif. Hasil penelitian yaitu bentuk dan makna asosiasi bertema botani dan zoologi berdasarkan pendekatan antropolinguistik pada masyarakat Banjar antara lain frasa pisang sasikat ‘pisang sesisir’, tampuk manggis ‘tampuk manggis’, dan susun sirih ‘susun sirih’. Masing-masing frasa ini memiliki makna asosiasi yang berhubungan dengan budaya keseharian masyarakat Banjar, yaitu  1) nama bagian rumah adat dan bentuk atap bangunan. 2) filosofi kejujuran dan bekerja keras, 3) bentuk dinding dan kondisi keluarga. Adapun bentuk dan makna asosiasi semantik berdasarkan pendekatan antropolinguistik dengan tema botani dan zoologi pada masyarakat Banjar yaitu frasa tanduk menjangan ‘tanduk rusa’, naga balimbur ‘naga mandi’, cacing kapanasan ‘cacing kepanasan’. Masing-masing frasa ini memiliki makna asosiasi 1) bentuk benda dan nama tanaman, 2) makna perasaan senang atau bahagia, 3) sikap seseorang. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebuah kata memiliki makna yang berhubungan dengan konsep budaya masyarakat penutur bahasa.

Downloads

Published

2022-10-14
Abstract views: 133 | PDF downloads: 259